Satu setengah tahun pandemi, tabungan kelas menengah kian menipis

Di masa pandemi, pendapatan masyarakat menurun namun pengeluaran naik.

Ilustrasi Alinea.id/MT. Fadillah.

Pandemi Covid-19 membuat keadaan penduduk Indonesia menjadi serba tak menentu. Krisis kesehatan yang menjalar jadi krisis ekonomi berimbas pada kehidupan kalangan kelas menengah ke bawah yang kian sulit. 

Pendapatan yang berkurang baik karena adanya pemotongan gaji, sepinya kegiatan usaha, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK), membuat masyarakat harus putar otak untuk bertahan hidup.

Berbagai cara pun mulai dilakukan. Mulai dari melakukan pekerjaan sampingan seperti berjualan hingga menjadi driver ojek dadakan. Bagi mereka yang sudah tidak punya cara lain, pada akhirnya harus mencairkan dana tabungan atau investasi yang sudah disimpan bertahun-tahun.

Seperti halnya dilakukan Surya (37). Pemilik warung kecil di Jalan Suroyo, Probolinggo, Jawa Timur itu bercerita, kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus diperpanjang membuatnya terpaksa harus membuka dan menutup toko miliknya. 

“Tapi lebih sering tutupnya. Juli tutup dari tanggal 6 kalau ndak salah sampai 20. Habis itu buka beberapa hari, terus tutup lagi, sampai sekarang,” ungkapnya, kepada Alinea.id melalui sambungan telepon, Senin (2/7).