Transformasi UMKM selama pandemi dan e-commerce favorit seller

Tokopedia menjadi e-commerce paling populer di kalangan penjual.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Pandemi membuat digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi tak terelakkan.

Berdasarkan catatan Indonesia E-Commerce Association (idEA), sebelum pandemi, 8 juta UMKM terhubung ke ekosistem digital. Jumlah tersebut dicapai dalam waktu delapan hingga 10 tahun.

Ketika pandemi, jumlah UMKM yang bergabung ke ekosistem digital e-commerce melesat 6,6 juta menjadi 14,6 juta dalam waktu 1,5 tahun.  

Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki menuturkan, bertambahnya jumlah UMKM yang masuk ke e-commerce tersebut menghapus kekhawatiran dari riset Asian Development Bank (ADB) yang memprediksi separuh UMKM di Indonesia akan gulung tikar akibat pandemi.

"Dari survei terakhir BPS (Badan Pusat Statistik) dan Mandiri Institute di kuartal I-2021, UMKM sudah mulai ada pemulihan," kata Teten, dalam webinar Mendorong Transformasi Digital UMKM Melalui E-Commerce, Jumat (14/8).

Dia melanjutkan, meningkatnya jumlah UMKM yang masuk ke ekosistem e-commerce disebabkan situasi yang mendorong pelaku segera melakukan adaptasi digital. Tren ini diprediksi akan semakin kuat karena belanja di platform online bisa semakin murah.

"Target kami di 2024 ada 30 juta UMKM yang terhubung platform digital," tutur dia.