Tren produksi buah-buahan lokal meningkat

Seiring dengan itu, peningkatan kualitas buah perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak.

Pekerja menyortir buah mangga arum manis di perkebunan PT Trigatra Rajasa, Desa Lamongan, Arjasa, Situbondo, Jawa Timur, Senin (5/11/2018). Foto Antara/dokumentasi

Di tengah melemahnya ekonomi nasional akibat pandemi covid-19 yang berkepanjangan, permintaan sub sektor pertanian pada komoditas hortikultura seperti sayur dan buah segar justru mengalami peningkatan.

Berdasarkan data BPS, tren produksi buah-buahan lokal pada kurun waktu empat tahun terkonfirmasi meningkat cukup signifikan. Pada 2019 misalnya, produksi buah-buahan lokal mencapai 22,5 juta ton atau naik 4,8% jika dibanding 2018. Bahkan buah-buahan tahunan menjadi komoditas terbesar ketiga setelah kopi dan tanaman obat. Nilai ekspornya kurang lebih mencapai US$140.228,90.

Mengenai hal ini, Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) Riyanto menilai, peningkatan kualitas buah perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak. Termasuk dari kalangan pengusaha dalam mendorong peningkatan eskpor buah lokal.

"Kuncinya ada pada peningkatan kualitas buah lokal kita serta semua orang harus terus mengampanyekan makan buah nusantara," kata Riyanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/11).

Perlu diketahui, sejak 2006 Kementan fokus melakukan pengembangan buah-buahan unggul di seluruh daerah. Kegiatan ini meliputi pengembangan kawasan dan pendampingan penerapan budidaya sesuai dengan kaidah GAP/SOP. Di samping itu, Kementan juga terus memfasilitasi para petani dengan sarana prasarana pascapanen hingga proses pengolahan dan pemasaran.