sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mentan Syahrul: Porang adalah komoditas mahkota

Pemerintah telah menyiapkan teknologi modern untuk mengakomodasi kepentingan produksi komoditas porang dari hulu sampai hilir.

Tri Kurniawan
Tri Kurniawan Jumat, 26 Mar 2021 12:15 WIB
Mentan Syahrul: Porang adalah komoditas mahkota

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo membuka talkshow komoditas porang yang memiliki potensi besar terhadap perkembangan ekspor produk pertanian nasional. Acara ini digelar di Auditorium Puslitbangtan, Cimanggu, Bogor, Jawa Barat. Turut hadir di antaranya Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Fadjri Djufri, serta sejumlah pegiat porang lainya dari sejumlah daerah.

"Saya ingin mengatakan bahwa diskusi porang ini adalah sesuatu yang sangat penting bagi bangsa dan negara. Oleh karena itu kita memiliki tanggung jawab yang sama untuk menghadirkan kehidupan yang lebih baik dari sisi sektor pertanian," ujar Mentan, Kamis (25/3).

Mentan mengatakan, komoditas porang saat ini semakin menggeliat dengan terus meningkatnya permintaan ekspor untuk bahan baku kosmetik lipstik sekaligus kebutuhan nutrisi yang bagus untuk ketahanan tubuh.

"Jadi tidak heran kalau saya bilang komoditas porang adalah komoditas mahkota. Bayangkan saja dalam 15 tahun ini, baru pertama kali ekspor kita lebih dari 15,4%. Porang itu ekspornya tinggi dan yang sudah pesan sama kita, ada 13 negara. Antara lain China, Vietnam, Filipina dan lain sebagainya. Oleh karena itu bicara porang adalah bicara masa depan," katanya.

Untuk mewujudkan peningkatan komoditas porang, kata Mentan, pihaknya sudah mempersiapkan lima cara bertindak atau yang lebih dikenal dengan istilah (5 CB). CB 1 adalah mengembangkan kapasitas peningkatan produksi. CB 2 berkaitan dengan pangan lokal, CB 3 penguatan cadangan dan sistem logistik pangan. CB 4 pengembangan pertanian modern dan CB 5 adalah gerakan tiga kali ekapor (Geratieks).

Semua CB tersebut saat ini sudah dilaksanakan dengan sistem kerja extra ordinary, serta penuh keyakinan dan optimisme untuk menjadikan pertanian Indonesia semakin diperhitungkan.

"Pertanian itu sudah di depan mata, karena kita punya 270 juta penduduk yang semuanya sudah mengenal pertanian. Makanya tata kelolanya harus dipersiapkan. Sebab yang tidak boleh hilang adalah makanan," katanya.

Sementara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan, Fadjri Djufri menambahkan, pemerintah telah menyiapkan teknologi modern untuk mengakomodasi kepentingan produksi komoditas porang dari hulu sampai hilir.

Sponsored

"Bahkan sekarang kami sudah berhasil melepas porang Madiun 1, sekaligus sedang melakukan identifikasi dan observasi untuk porang-porang unggul lainya. Alhamdulilah kami juga telah menemukan formula percepatan bibit porang yanh lebih canggih lagi. Target kami tahun ini punya 10 juta benih. Tentu kami menggandeng pemerintah daerah, swasta dan pegiat porang lainya," katanya.

Ke depan, Fadjri mengaku sedang menyiapkan sistem pengolahan pascaproduksi seperti pengelolaan sistem porang untuk selanjutnya dijadikan tepung maupun chips. "Kalau sudah diolah nilai jualnya juga tinggi. Inilah yang juga akan kami siapkan," tutupnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid