UMKM go digital: Mengubah mindset agar naik kelas pasca onboarding

Digitalisasi UMKM tidak hanya soal onboarding namun bagaimana agar usaha bertahan dan berkembang hingga naik kelas.

Ilustrasi Alinea.id/Firgie Saputra.

Merri Aisir hanyalah seorang admin di sebuah kantor kota metropolitan Jakarta pada era 2007. Semula, wanita berhijab ini kerap membawa makanan kegemarannya dari Sumatera Barat yakni rendang. Tidak hanya saat ke kantor namun juga saat bepergian (travelling). 

Ia pun berinovasi membawa bekal makanan rendang dalam kemasan yang simpel namun tidak bocor. “Saya suka trip tapi makannya susah akhirnya bekal rendang ke mana-mana. Saya awalnya ingin punya produk rendang kemasan yang simpel, menarik, enggak bocor, dan tahan lama,” ujarnya saat berbagi kisah dalam diskusi Hari UMKM Nasional 2022 "Yang Lokal, Yang Juara", Jumat (12/8).

Setelah sukses meramu rendang kemasan, Merri pun terpikir untuk menjual produk tersebut. Target pasarnya di awal hanyalah rekan-rekan kerjanya di kantor. Pada 2009, Merri akhirnya memberi merek Uninam pada makanan yang mendapat predikat terenak di dunia dalam World's 50 Most Delicious Foods versi CNN International ini.

Inovasinya untuk menciptakan rendang kemasan membuat usahanya mendapat banyak pelanggan. Ia akhirnya resign sebagai pegawai pada tahun 2010 untuk mengurus legalitas usahanya. Kemudian, pada Maret 2011, Uninam masuk ke ekosistem digital dengan bergabung sebagai seller di marketplace Tokopedia. 

“Waktu itu saya masih gaptek (gagap teknologi-red) enggak ngerti posting gambar, foto enggak bagus. Karena penasaran saya datang langsung ke kantor Tokopedia di Kebon Jeruk dari rumah saya di Tebet untuk belajar,” ungkapnya.