Utang luar negeri tumbuh, pemerintah diminta waspada

Pertumbuhan ULN terutama bersumber dari ULN sektor swasta, di tengah relatif stabilnya ULN pemerintah.

ilustrasi/freepik

Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan I-2019 tumbuh 7,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya. Hal ini karena transaksi penarikan neto ULN dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sehingga utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS. 

Pertumbuhan ULN terutama bersumber dari ULN sektor swasta, di tengah relatif stabilnya ULN pemerintah.

ULN Indonesia pada akhir triwulan I-2019 tercatat sebesar US$387,6 miliar yang terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$190,5 miliar, serta utang swasta (termasuk BUMN) sebesar US$197,1 miliar. 

Namun, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penurunan total utang pemerintah pusat sebesar Rp38,86 triliun dari Rp4.567,31 triliun pada Maret 2019 menjadi hanya Rp4.528,45 pada April 2019. Angka ini turun 0,47% menjadi 29,65% dari rasio utang Maret 2019 yang sebesar 30,12% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Secara tahunan (year on year/yoy), jumlah utang tetap mengalami kenaikan hingga menyentuh Rp347,84 triliun dari Rp4.180,61 triliun pada periode yang sama tahun lalu.