Cinta buatan Indonesia, Wearing Klamby pilih marketplace lokal untuk kembangkan industri fesyen Indonesia

75% dari total omzet Wearing Klamby datang dari Tokopedia, jauh lebih tinggi dibandingkan website dan media sosial.

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

“Bisnis baju Lebaran enggak akan pernah mati meskipun ada pandemi,” begitulah kiranya celetuk kritikus mode Sonny Muchlison kepada Alinea.id, Kamis (20/5).

Bagaimana tidak? Bagi masyarakat Indonesia, mengenakan baju baru saat Hari Raya Idulfitri sudah menjadi tradisi tersendiri. Produk-produk dengan embel-embel ‘Islam’, ‘muslim’, atau ‘halal’ pun semakin digandrungi dewasa ini.

Itulah sebabnya, meski pendapatan masyarakat, baik dari kelas bawah, menengah, maupun atas tergerus karena pagebluk, penjualan fesyen muslim saat lebaran akan selalu tinggi. Termasuk di tahun 2021 yang masih diliputi pandemi Covid-19.

“Mereka (masyarakat) sudah punya anggaran sendiri buat beli baju lebaran. Jadi enggak masalah kalau pendapatannya turun sebagai dampak pandemi,” jelas Sonny.

Hal ini diamini oleh Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Fadjar Hutomo. Menurutnya, Ramadan dan hari raya Idulfitri menjadi momentum khusus untuk meningkatkan kinerja industri fesyen.