Harga belum stabil, Disdag Kota Makassar telusuri distribusi minyak goreng

Koordinasi tersebut untuk menyikapi masih adanya pasar tradisional yang belum menerapkan harga minyak goreng Rp14.000 per liter.

Ilustrasi minyak goreng. (Foto: pixabay.com)

Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Makassar akan berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Disdag Sulsel membahas penerapan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng di pasaran. Koordinasi tersebut untuk menyikapi masih adanya sejumlah pasar tradisional di Kota Makassar yang belum menerapkan harga minyak goreng Rp14.000 per liter.

“Kami akan koordinasikan karena ini pemantauannya di pasar tradisional masih sulit. Sementara di tokoh ritel itu kuotanya terbatas. Maksudnya itu stoknya kadang dua sampai tiga dus saja dalam per pekan,” ungkap Kepala Disdag Kota Makassar, Arlin Ariesta, pada Minggu (6/3).

Arlin menambahkan, ada beberapa faktor harga minyak goreng tidak stabil di pasaran, salah satunya dugaan permainan harga yang dilakukan oknum sales. Menyikapi adanya dugaan tersebut, pihaknya akan menelusuri jalur distribusi minyak goreng dari sales ke pedagang dan menindak oknum-oknum yang memainkan harga.

“Ini jalur distribusinya yang mau diikuti (ditelusuri) karena pedagang juga mengaku mendapat dari sales dengan harga tinggi. Saat ditanya sales siapa itu (pedagang) mereka tidak mengetahui dari mana. Karena dari distributor sudah jelas (harganya) dan itu yang dikuti salesnya dia bawa kemana barangnya (minyak goreng),” pungkas Arlin.

Selain dugaan permainan harga, Arlin juga mengatakan faktor lain dari tidak stabilnya harga minyak goreng di pasar yakni masih adanya panic buying di masyarakat.