Optimalkan pengelolaan sampah, Sekda Makassar: Bank Sampah jadi alternatif

Sekretaris Daerah Kota Makassar, Muh Ansar, menyebut baru 88% sampah di Kota Makassar yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir

Penandatangan kerja sama USAID Clean Cities Blue Ocean. Sumber Foto: makassarkota.go.id

Sebanyak 1.000 ton sampah dihasilkan Kota Makassar tiap harinya namun hanya 10% yang berhasil diolah. Menindaklanjuti hal ini, Sekretaris Daerah Kota Makassar, Muh Ansar, menekankan pentingnya pengoptimalan pengelolaan sampah berkelanjutan, salah satunya bank sampah.

“Persoalan sampah di kota Makassar dihadapkan pada beberapa isu, diantaranya tingginya angka timbunan sampah yang dipengaruhi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk,” ujarnya saat peluncuran USAID Clean Cities Blue Ocean, Selasa (31/5) dikutip dari makassarkota.go.id.

Ansar menyebut baru 88% sampah di Kota Makassar yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan yang diolah hingga menghasilkan barang daur ulang sebesar 10%. Sehingga, pengembangan Bank Sampah terutama yang menerapkan sistem digitalisasi melalui Startup pusat sangat diharapkan untuk membeli semua sampah dari startup lorong sehingga harga sampah yang mempunyai nilai ekonomi tetap terjaga.

"Itupun tidak semuanya bisa bernilai ekonomi,” imbuhnya.

Menurut Ansar, ada beberapa isu yang menjadi kendala pengelolaan sampah ini yakni ketersediaan sarana dan prasarana persampahan dan keterbatasan kapasitas dan daya tampung TPA, belum masifnya gerakan inovasi pengelolaan sampah baru dan rendahnya kepedulian masyarakat tentang pengelolaan sampah.