Coca-Cola tertarik produksi minuman mengandung ganja

Pada 17 Oktober 2018, Kanada akan melegalkan ganja pada tingkat pemakaian 'Recreational Use' atau untuk kesenangan semata.

Ilustrasi/Pixabay

Coca-Cola sedang mempertimbangkan pengembangan minuman mengandung ganja untuk membantu mengurangi fisik seperti peradangan, rasa sakit, dan keram.

Perusahaan minuman terbesar di dunia ini sedang membicarakan pertimbangan tersebut dengan produsen ganja utama Kanada, Aurora Cannabis, dengan menekankan ketertarikannya atas sifat ganja yang mengobati rasa sakit bukan yang membuat konsumen mabuk.

Pembicaraan itu dilaksanakan saat Kanada bersiap untuk melegalkan ganja pada tingkat pemakaian 'Recreational Use' atau untuk kesenangan semata. Bertahun-tahun, negara itu melegalkan ganja hanya untuk pengobatan.

Coca-Cola mengatakan bahwa pihaknya sudah memantau industri dan mengaku tertarik dalam pengembangan minuman baru yang diinfuskan Cannabidiol (CBD), bahan non-psikoaktif yang ditemukan dalam tanaman ganja dan berfungsi meredakan rasa sakit. 

Banyak aktivis pendukung legalisasi ganja berpendapat bahwa CBD bahkan dapat menghilangkan kondisi arthristis dan diabetes. Minyak CBD konsentrat rendah dipercayai bermanfaat untuk menstimulasi rasa kantuk bagi penderita insomnia, meningkatkan nafsu makan, serta mengurangi stres, depresi, dan gangguan kecemasan lainnya.