RI dorong penyelesaian kerja sama Saudi Aramco dan Pertamina

Mei 2017, Saudi Aramco bersedia berinvestasi dalam proyek RDMP di Cilacap hingga mencapai US$6 miliar atau setara dengan Rp87 triliun.

Dirut Pertamina Dwi Soetjipto (kanan) bersama CEO Saudi Aramco Amin al-Nasser (kiri), menandatangani penetapan kontrak proyek RDMP di Kompleks Pertamina Lomanis, Cilacap, Jateng, Kamis (26/11/2015). / Antara Foto

Salah satu kesepakatan ekonomi yang tengah diupayakan oleh pemerintah Indonesia dan Arab Saudi antara lain terkait kerja sama Saudi Aramco dan PT Pertamina.

Kesepakatan inilah yang menjadi salah satu isu utama yang diperbincangkan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir dalam Sidang Komisi Bersama pada Selasa (23/10).

"Salah satu 'pending issues' yang kami bahas adalah terkait kerja sama Aramco dan PT Pertamina untuk Refinery Development Master Plan (RDMP) atau Program Kilang Cilacap," ujar Menlu Retno dalam konferensi pers di Gedung Pancasila Kemlu RI, Jakarta, Selasa (23/10).

Kerja sama pembangunan kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah, telah dimulai sejak Mei 2016. Kesepakatan itu dihasilkan dari pertemuan Presiden RI Joko Widodo dengan Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal bin Abdulaziz Alsaud di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Minggu, 22 Mei 2016. Pada Mei 2017, Saudi Aramco bersedia untuk berinvestasi dalam proyek RDMP di Cilacap hingga mencapai US$6 miliar atau setara dengan Rp87 triliun. Namun, hingga kini, pemerintah Indonesia tidak kunjung mendapatkan kepastian akan dana investasi tersebut.

Menurut Menlu Retno, penyelesaian kesepakatan ini penting untuk diselesaikan demi menyokong kerja sama lainnya antar dua negara yang sama-sama tergabung dalam Organisasi Kerja sama Islam (OKI).