Wapres AS: Laut China Selatan bukan milik satu bangsa

Sejumlah negara memperebutkan klaim atas Laut China Selatan, termasuk Tiongkok.

Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc (kiri) berjabat tangan dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence saat pertemuan bilateral kedua negara di Singapura, Rabu (14/11). ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha

Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence (59) pada hari Jumat (16/11) mengatakan bahwa Laut China Selatan bukan milik satu bangsa. Dia menegaskan AS akan terus berlayar dan terbang di mana pun hukum internasional mengizinkan.

Amerika Serikat telah melakukan serangkaian aktivitas kebebasan navigasi di Laut China Selatan, sebuah kawasan yang diperebutkan oleh sejumlah negara, termasuk Tiongkok.
 
"Laut China Selatan bukan milik satu bangsa. AS akan terus berlayar dan mengudara di mana pun hukum internasional mengizinkan dan kepentingan nasional menuntut kami melakukannya," tutur Pence.

Selain China, Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, dan Taiwan, termasuk negara-negara yang turut serta memiliki klaim atas Laut China Selatan. Setiap tahunnya, nilai perdagangan yang melintasi Laut China Selatan berkisar US$3 triliun.

Pada Kamis (15/11) di hadapan para pemimpin ASEAN, Pence menekankan bahwa tidak ada tempat bagi kekaisaran dan agresi di kawasan Indo-Pasifik. Pernyataannya tersebut ditafsirkan sebagai referensi atas kebangkitan China.

Sebelumnya dalam pidatonya pada Oktober lalu, Pence mengisyaratkan bahwa Washington akan mengambil pendekatan keras terhadap Beijing. Dia menuding Tiongkok melakukan upaya jahat untuk melemahkan Donald Trump dan aksi militer sembrono di Laut China Selatan.