2.212 orang Indonesia meninggal dengan gejala Covid-19

Tingkat pengujian Covid-19 di Indonesia, salah satu yang terendah di dunia.

Petugas medis mengambil sampel petugas PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) saat tes swab di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (27/4). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Lebih dari 2.200 orang Indonesia meninggal dengan gejala akut Covid-19, tetapi tidak dicatat sebagai korban penyakit tersebut. Demikian tinjauan Reuters berdasarkan data 16 dari 34 provinsi di Indonesia.

Tiga ahli medis mengatakan bahwa angka tersebut mengindikasikan jumlah korban jiwa nasional akibat Covid-19 kemungkinan akan akan jauh lebih tinggi dibanding angka resmi, yaitu 765.

Indonesia memiliki salah satu tingkat pengujian terendah di dunia dan beberapa ahli epidemiologi mengatakan bahwa hal itu telah mempersulit untuk mendapat gambaran akurat tentang tingkat infeksi di negara terpadat keempat di dunia tersebut.

Data terbaru dari 16 provinsi menunjukkan ada 2.212 kematian pasien di bawah pengawasan yang memiliki gejala akut coronavirus jenis baru. Kementerian Kesehatan RI menggunakan akronim PDP untuk mengklasifikasikan pasien-pasien tersebut ketika tidak ada penjelasan klinis lain untuk gejalanya.

Data dikumpulkan oleh lembaga provinsi setiap hari atau setiap minggu melalui angka-angka yang dipasok oleh rumah sakit, klinik, dan otoritas pemakaman. Reuters memperolehnya dengan memeriksa situs web, wawancara dengan pejabat provinsi, dan meninjau laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).