5.000 mahasiswa Indonesia terjerat praktik kuliah kerja

Diperkirakan 5000 mahasiswa Indonesia menjalankan praktik kuliah ini di Taiwan dan China.

Ilustrasi / Pixabay

PPI Kawasan Asia-Oseania melalui Satuan Tugas (Satgas) Anti Kerja Paksa menemukan adanya praktik Kuliah Kerja Tidak Proporsional di dua negara Asia Timur. Diperkirakan 5000 mahasiswa Indonesia menjalankan praktik kuliah ini di Taiwan dan China.

Hal itu terungkap dalam kegiatan Simposium PPI Kawasan Asia-Oseania 2019 yang diadakan di Kota Tianjin, China. Demikian disampaikan anggota Satgas Anti Kerja Paksa dari China, Nikko Ali Akbar.

Disebutkan Nikko, dalam kasus Kuliah Kerja di China, Satgas Anti Kerja Paksa menemukan praktik ini disalurkan oleh agen di Surabaya yang menargetkan siswa-siswi lulusan SMA. Dengan iming-iming kuliah sambil kerja, banyak siswa-siswi yang terjerat dengan tawaran ini.

Satgas menemukan adanya sistem yang terorganisir dalam proses perekrutan calon mahasiswa di Indonesia hingga penempatan di negara tujuan. Di negara tujuan mahasiswa Indonesia diperlakukan secara semena-mena.

"Satgas menemukan praktik ini di Taiwan serta China, dan temuan ini cukup mengejutkan kami karena di saat antuasisme kuliah ke luar negeri begitu tinggi, ada pihak yang tidak bertanggung jawab dan menyesatkan calon mahasiswa. Kami mengimbau kepada para mahasiswa Indonesia untuk lebih berhati-hati dalam menentukan program kuliah ke luar negeri."