AS: China mencapai titik terendah dengan citra yang direkayasa

Juru bicara urusan luar negeri Prancis mengatakan, gambar tweet Zhao Lijian itu sangat mengejutkan.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison tiba di bandara Haneda di Tokyo, Jepang, 17 November 2020. REUTERS / Issei Kato

Amerika Serikat (AS) menyebut China menggunakan gambar tentara Australia yang dimanipulasi secara digital merupakan "baru titik terendah", menimbang perselisihan antara Canberra dan Beijing atas tweet tersebut.   

China telah menolak seruan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, untuk meminta maaf setelah juru bicara kementerian luar negrinya, Zhao Lijian memposting gambar seorang tentara Australia yang memegang pisau berlumuran darah di tenggorokan seorang anak Afghanistan pada hari Senin (30/11).

Kedutaan China mengatakan, kemarahan dan raungan dari politisi dan media Australia atas gambar itu adalah reaksi yang berlebihan. Namun negara lain, termasuk Amerika Serikat, Selandia Baru, Prancis, dan pulau Taiwan, telah menyatakan keprihatinannya atas penggunaan gambar yang dimanipulasi oleh Kementerian Luar Negeri (Kemnlu) China di akun Twitter resmi.

"Serangan terbaru PKT di Australia adalah contoh lain dari penggunaan disinformasi dan diplomasi koersif yang tidak terkendali. Kemunafikannya jelas bagi semua orang," ungkap Departemen Luar Negeri AS, Rabu (2/12), yang mengacu pada Partai Komunis China.

Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri, Cale Brown mengatakan, gambar palsu tentara itu adalah "hal baru, bahkan untuk Partai Komunis China".