Supremasi badminton Indonesia di tengah seruan boikot All England 1976

Rudy Hartono memenangkan All England sebanyak delapan kali di tengah konflik dalam induk bulu tangkis dunia.

Ilustrasi bulu tangkis. Alinea.id/Uswah Hasanah Ahmad.

Tim bulu tangkis Indonesia harus menelan pil pahit, terdepak lebih awal dari All England 2021 yang diadakan di Birmingham, Inggris oleh Badminton World Federation (BWF), setelah sebelumnya induk organisasi bulu tangkis dunia itu dihubungi otoritas kesehatan Inggris, National Health Service (NHS) untuk melakukan isolasi.

Sesuai aturan yang berlaku di Inggris, seluruh tim harus isolasi selama 10 hari, terhitung sejak tiba di Birmingham pada Sabtu (13/3), usai ada seseorang yang melakukan penerbangan bersama rombongan dinyatakan positif Covid-19.

Padahal, seluruh tim bulu tangkis Indonesia, baik ofisial maupun atlet, sudah melakukan vaksinasi dan tes usap PCR, dengan hasil negatif semua. Tujuh wakil Indonesia, yakni Greysia Polii-Apriyani Rahayu, Marcus Gideon-Kevin Sanjaya, Hendra Setiawan-Mohammad Ahsan, dan Jonatan Christie, juga sudah dipastikan menginjak babak 16 besar, setelah menang di hari pertama kompetisi pada Rabu (17/3).

Akibat perlakuan yang dinilai tak adil ini, beberapa pemain bulu tangkis Indonesia, di antaranya Marcus Gideon, Mohammad Ahsan, Kevin Sanjaya, Hendra Setiawan, Anthony Sinisuka Ginting, dan Greysia Polii kompak melayangkan protes terhadap BWF di akun Instagram masing-masing.

Setelah itu, warganet Indonesia berbondong-bondong protes pula. Mereka menyerang akun resmi Instagram BWF dan All England.