Bagaimana Afghanistan menjadi kuburan negara adidaya?

Kerajaan, kekaisaran, dan negara-negara adidaya berulang kali menginvasi Afghanistan.

Ilustrasi perang di Afghanistan. Alinea.id/Bagus Priyo

Alexander Agung sebenarnya tak punya niat menginvasi Bactria. Usai memenangi Perang Gaugamela di Mesopotamia pada tahun 331 sebelum Masehi (SM), wilayah Kekaisaran Persia yang dipimpin Darius III praktis jatuh ke tangannya. Gelar adiraja semestinya jadi milik penguasa Macedonia itu.

Tetapi, ada persoalan kecil. Sebelum Alexander bisa menangkap Darius III, Besuss, salah satu jenderal Persia, memberontak. Setelah membunuh Darius III, ia mengangkat dirinya sebagai penguasa Persia dengan gelar Artaxerxes V. 

Bersama sisa-sisa pasukan Persia, Bessus lantas mundur ke pegunungan Bactria. Kesal, Alexander bertekad memburu Bessus. Bersama ribuan pasukan phalanx, kavaleri, dan catapult, Alexander bergerak menginvasi Bactria. 

Pasukan Alexander langsung menghadapi tantangan pertama: pegunungan Hindu Kush. Membawa pasukan besar melintasi pegunungan yang membentang dari Pakistan hingga Afghanistan modern itu merupakan pekerjaan yang superberat pada abad keempat SM. 

Sejarawan Romawi Quintus Curtius Rufus merekam perjalanan pasukan Alexander menembus pegunungan mengerikan itu. Menurut dia, banyak prajurit Alexander tewas kedinginan dan kelaparan di puncak-puncak pegunungan.