Bahas krisis Myanmar, Jokowi tekankan pentingnya 5 poin konsensus

Indonesia menyesalkan sikap junta Myanmar yang tak berkomitmen melaksanakan lima butir konsensus saat dikunjungi PM Kamboja, Hun Sen.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengikuti KTT ke-26 ASEAN. Twitter/@jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat berbincang dengan Perdana Menteri (PM) Kamboja, Hun Sen, dalam sambungan telepon. Pembicaraan keduanya menyinggung lima poin konsensus ASEAN dalam merespons dinamika di Myanmar.

"Pelaksanaan 5-Point Consensus seharusnya tidak digunakan untuk mendukung 5-Point Roadmap-nya Tatmadaw. Jangan sampai dikaitkan karena dapat dinilai sebagai bentuk dukungan ASEAN ke militer Myanmar,” ujar Jokowi, melansir situs web Sekretariat Kabinet (Setkab).

Dirinya menambahkan, Indonesia menyesalkan sikap junta Myanmar yang tak menunjukkan komitmen melaksanakan lima butir konsensus saat kunjungan PM Hun Sen ke Myanmar. Bahkan, hukuman kepada pemimpin yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, ditambah empat tahun selang dua hari pasca-kunjungan Hun Sen.

"Dan juga kekerasan masih terus berlanjut di Myanmar," tambahnya. "Hal tersebut merupakan gestur yang tidak baik dan justru tidak menghormati upaya PM Hun Sen untuk mendorong penyelesaian isu Myanmar."

Selain itu, Presiden Jokowi menegaskan, militer Myanmar harus memberikan akses terhadap Utusan Khusus Ketua ASEAN agar bisa berkomunikasi dengan semua pihak di Myanmar. Menurutnya, komunikasi diperlukan untuk membuka dialog nasional yang inklusif.