Baru 5 hari berkuasa, Presiden Peru putuskan mundur

Manuel Merino menyerukan perdamaian dan persatuan Peru.

Mantan Presiden Peru Martin Vizcarra dalam suatu kunjungan ke Indonesia/Foto Kemlu RI

Presiden baru Peru Manuel Merino memuntuskan untuk mengundurkan diri, Minggu (15/11), meski baru menjabat selama lima hari. Keputusan itu diambil menyusul demo yang berujung kekerasan selama hampir seminggu. Demo tersebut sebagai reaksi dari pelengseran presiden terpilih, Martin Vizcarra, atas tuduhan korupsi.

"Saya ingin mengumumkan kepada seluruh negeri bahwa saya mengudurkan diri dari jabatan kepresidenan, dan saya menyerukan perdamaian dan persatuan bagi semua orang Peru. Komitmen saya adalah dengan Peru dan saya akan melakukan segala daya untuk menjamin suksesi konstitusional dan Kongres untuk menentukan agar Peru maju," kata Merino.

Merino resmi menjabat presiden setelah Kongres memakzulkan Martin Vizcarra atas tuduhan korupsi pada Senin lalu. Vizcarra pun membantah tudingan tersebut hingga berujung pemakzulan yang memicu protes di seluruh negeri selama enam hari berturut-turut. Dua orang dinyatakan tewas dalam aksi tersebut dan 94 lainnya cedera pada Sabtu (14/11) malam.

Kini, pihak kejaksaan telah membuka penyelidikan atas tewasnya dua orang tersebut. Pun Ombudsman Peru telah memantau protes dan menyerukan untuk menghentikan penggunaan gas air mata dan peluru karet terhadap pengunjuk.

Para pengunjuk rasa, partai oposisi, dan masyarakat sipil menyebut penggulingan Vizcarra sebagai kudeta legislatif. Mereka menyatakan menolak untuk mengakui Merino sebagai presiden baru. Mereka yang menyerukan pengunduran diri Merino adalah walikota Lima Jorge Muñoz, pemenang Hadiah Nobel dan tokoh berpengaruh Peru Mario Vargas Llosa, dan Majelis Nasional Gubernur Regional Peru.