close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Saúl Luciano Lliuya di Laguna Palcacocha, yang tumbuh akibat mencairnya gletser akibat perubahan iklim. Foto: Walter Hupiu Tapia/Germanwatch e.V.,
icon caption
Saúl Luciano Lliuya di Laguna Palcacocha, yang tumbuh akibat mencairnya gletser akibat perubahan iklim. Foto: Walter Hupiu Tapia/Germanwatch e.V.,
Peristiwa
Selasa, 10 Juni 2025 08:32

Petani kecil di Peru seret perusahaan raksasa energi Eropa ke pengadilan

Sementara itu, RWE bersikukuh bahwa ruang sidang bukan tempat yang tepat untuk mendebat kebijakan iklim.
swipe

Sebuah pengadilan di Jerman baru saja menolak gugatan seorang petani asal Peru terhadap perusahaan energi raksasa Jerman, RWE. Gugatan itu menuduh RWE turut bertanggung jawab atas pencairan gletser yang mengancam rumah sang petani akibat perubahan iklim. Meski gugatan ditolak karena risiko kerusakan dinilai terlalu kecil, banyak pihak menyebut kasus ini sebagai tonggak penting dalam perjuangan hukum untuk keadilan iklim global. 

Petani kecil vs perusahaan energi terbesar di Eropa

Seorang petani kecil di pegunungan Peru, berdiri sendiri menghadapi salah satu perusahaan energi terbesar di Eropa. Namanya Saúl Luciano Lliuya, seorang petani sekaligus pemandu gunung yang tinggal di kota Huaraz, di kaki Pegunungan Andes. Ia bukan aktivis terkenal, bukan pula tokoh politik. Tapi tekadnya luar biasa: ia menuntut RWE, raksasa energi asal Jerman, atas kontribusinya terhadap perubahan iklim yang membahayakan rumahnya.

Lliuya meyakini bahwa emisi karbon dari RWE mempercepat pencairan gletser di pegunungan dekat rumahnya, meningkatkan risiko banjir besar yang bisa menghancurkan tempat tinggal dan ladangnya. Ia mengandalkan data dari Carbon Majors, yang mencatat bahwa RWE bertanggung jawab atas hampir 0,5% emisi buatan manusia global sejak Revolusi Industri.

Dengan itu, ia menuntut agar RWE ikut menanggung biaya adaptasi terhadap risiko banjir di daerahnya—sekitar EUR 17.500 dari total proyek senilai EUR 3,5 juta. Jumlah yang kecil bagi RWE, namun amat berarti bagi komunitasnya.

Putusan Pengadilan: Ditolak, tapi tidak sia-sia
Tanggal 28 Mei 2025, setelah hampir sepuluh tahun proses hukum, Pengadilan Tinggi Regional Hamm memutuskan menolak gugatannya. Alasannya? Risiko kerusakan terhadap rumah Lliuya hanya diperkirakan sebesar 1% dalam 30 tahun ke depan—angka yang dianggap terlalu kecil untuk melanjutkan kasus.

Namun, di balik penolakan itu, tersimpan secercah harapan. Hakim Rolf Meyer menyebut bahwa argumen penggugat disusun dengan koheren, bahkan menggambarkan ketimpangan global antara “orang-orang di belahan bumi selatan dan utara, antara orang miskin dan orang kaya.” Hakim juga membuka peluang bahwa dalam kasus dengan risiko lebih besar, perusahaan bisa diminta bertanggung jawab—baik dalam bentuk pengurangan emisi atau kompensasi.

Bagi Lliuya dan para pendukungnya, kekalahan ini bukanlah akhir. “Kami tidak mendapatkan semuanya, tetapi ini merupakan langkah maju yang besar,” katanya dari kampung halamannya di Huaraz, usai mendengar putusan.

Delta Merner, dari Union of Concerned Scientists, menyebut bahwa kasus ini menunjukkan bahwa ilmu iklim bisa digunakan sebagai dasar hukum dalam menuntut pertanggungjawaban. Lisa Reiser dari Global Litigation News menegaskan: pertanyaan utamanya adalah—bisakah perusahaan besar dimintai pertanggungjawaban atas emisi mereka? Jawaban pengadilan: ya, bisa. Meskipun tidak dalam kasus ini.

Adam Weiss dari ClientEarth bahkan menyebut ini sebagai momen penting yang bisa membuka jalan bagi gelombang litigasi baru. “Ini seharusnya menjadi hari yang menegangkan bagi mereka yang mengandalkan model bisnis berbasis bahan bakar fosil,” ujarnya.

Sementara itu, RWE bersikukuh bahwa ruang sidang bukan tempat yang tepat untuk mendebat kebijakan iklim. Perusahaan itu juga menolak tanggung jawab hukum atas kerusakan iklim lintas negara, dengan alasan hal itu bisa berdampak buruk bagi posisi industri Jerman di dunia.

Mereka menyatakan sedang berada di jalur untuk menjadi netral karbon pada tahun 2040 dan menilai bahwa industri Jerman secara keseluruhan telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengurangi emisi.(MR,Globalvoice)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan