Update konflik Rusia-Ukraina: Biden janjikan bantuan tambahan senilai US$1,3 miliar

Jo Biden berjanji untuk mencari lebih banyak lagi dari Kongres untuk menjaga agar senjata, amunisi, dan uang terus mengalir ke Ukraina.

Presiden Jo Biden (kanan) bertemu dengan Perdana Menteri Shmyhal dari Ukraina pagi ini (21/4) untuk menyampaikan komitmen berkelanjutan AS untuk mendukung Ukraina dalam menghadapi perang agresi Rusia. Foto twitter.com/POTUS

Rusia melancarkan serangan baru terhadap kota pelabuhan Mariupol. Serangan itu terjadi di tengah upaya para pejabat setempat membuka jalur evakuasi pengungsi bagi para perempuan, anak-anak, dan lansia agar dapat melarikan diri dari wilayah konflik menuju  Zaporizhzhia, kota yang dikontrol oleh Ukraina.

Seperti dikutip VOA, Jumat (22/4), dalam serangan tersebut, pasukan Rusia membom pabrik peleburan baja yang besar, Azovstal, di mana tentara Ukraina bertahan dan tidak menghiraukan tuntutan Rusia untuk meletakkan senjata dan menyerah.

Lebih dari 100.000 orang diduga terperangkap di kota yang terletak di pantai utara dari Laut Azov. Sebelum diserang Rusia, jumlah penduduk Mariupol mencapai 400.000.

“Kondisi di sana benar-benar buruk,” kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, pada sebuah konferensi diplomatik di Panama. Ia menggarisbawahi usaha membentuk koridor kemanusiaan, atau wilayah gencatan senjata untuk penduduk mengungsi dan tempat bantuan disalurkan, namun usaha itu gagal.

Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan, sebelumnya terdapat persetujuan untuk membuka koridor kemanusiaan di mana perempuan, anak-anak, dan warga usia lanjut bisa meninggalkan Mariupol, dan Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko menganjurkan penduduk untuk memanfaatkannya.