China serang balik, desak UN perhatikan isu kerja paksa di AS

China mengutip statistik yang mengatakan bahwa hampir 100 ribu orang diperdagangkan ke Amerika Serikat dari luar negeri untuk kerja paksa.

Seorang penyelundup manusia membawa balita, Krystal, 3, dari Honduras, yang tiba tanpa pendamping, ke perbatasan AS-Meksiko di Roma, Texas, AS, 7 Juli 2021. foto /CFP/CGTN

Jika selama ini China selalu jadi target tuduhan pelanggaran HAM oleh AS dan sekutu, kini giliran Beijing, menyerang balik.

China dan negara-negara lain pada hari Jumat meminta Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mekanisme hak badan dunia lainnya untuk menangani masalah perdagangan manusia dan kerja paksa di Amerika Serikat dan mengambil tindakan yang diperlukan.

Berbicara atas nama sekelompok negara pada sesi ke-48 Dewan, Jiang Duan, menteri misi China untuk PBB di Jenewa, menekankan bahwa perdagangan manusia dan kerja paksa adalah pelanggaran hak asasi manusia yang serius, yang khususnya merugikan perempuan dan anak-anak. 

"AS dalam sejarah mempraktekkan perbudakan dan perdagangan budak yang menjijikkan, dan tetap diganggu dengan perdagangan manusia dan kerja paksa hingga saat ini," kata Jiang.

Diplomat China mengutip statistik yang mengatakan bahwa hampir 100 ribu orang diperdagangkan ke Amerika Serikat dari luar negeri untuk kerja paksa setiap tahun dan setidaknya 500 ribu orang menjadi sasaran bentuk perbudakan kontemporer di sana.