Di Herat, mantan komandan Mujahidin memimpin perlawanan terhadap Taliban

Warga khawatir kelompok itu bisa datang berbaris ke Herat pada matahari terbit keesokan harinya. Ketakutan ini begitu besar.

Pejuang perlawanan terhadap Taliban. foto M Latifi/ Alzajeera

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani terlihat berjalan di jalan-jalan kota barat Herat pada hari Senin. Padahal di sisi lain, kelompok bersenjata Taliban sibuk mengambil wilayah sebanyak yang mereka bisa di tengah kekosongan yang diciptakan oleh penarikan pasukan Amerika.

Sehari sebelum Iduladha itu, Ghani menghabiskan hari mencoba meyakinkan rakyatnya. Dia mendekati orang-orang yang lewat, menggendong bayi, dan bahkan melihat-lihat barang-barang dari toko manisan setempat.

Perjalanan singkatnya melalui jalan-jalan Herat datang pada saat yang sangat penting bagi orang-orang di kota terbesar di Afghanistan barat.

Awal bulan lalu, kelompok bersenjata berhasil menguasai Zinda Jan, sebuah distrik 43km (27 mil) dari ibu kota provinsi, kota Herat. Tak lama setelah itu, mereka merebut perbatasan Islam Qala dengan Iran, salah satu penyeberangan paling menguntungkan yang telah direbut Taliban dalam beberapa pekan terakhir.

Berita tentang kedua penyitaan itu mengirimkan gelombang kejut ke seluruh kota kuno yang merupakan rumah bagi 400 ribu orang itu.