Euro berada di titik terlemah terhadap dollar AS

Didorong oleh perlambatan ekonomi di Eropa dan beberapa faktor lainnya.

Ilustrasi/Pixabay

Kurs euro jatuh di bawah 1,10 dolar AS pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), ke level terlemah sejak Mei 2017. Kondisi ini dikarenakan pergerakan turun yang terjadi dalam beberapa hari terakhir untuk mata uang tunggal.

Pedagang memiliki beragam penjelasan untuk penurunan tersebut, termasuk penyeimbangan kembali portofolio akhir bulan dan meningkatkan bias yang ada. Tren jangka panjang juga menunjukan pelemahan euro sebesar 0,90% pada Agustus, yang didorong oleh perlambatan ekonomi di Eropa dan beberapa faktor lainnya.

“Kami mengalami penurunan 50 poin. Jelas euro telah cukup mengalami pelemahan untuk beberapa waktu. Menyentuh di bawah 1,10 dolar AS pada awal Agustus dan kami telah berjuang keras untuk bangkit kembali dari titik itu," kata Kepala strategi valuta asing di Scotia Capital Shaun Osborne.

Langkah ini dimulai tak lama setelah Presiden Donald Trump mencuit bahwa euro turun "seperti orang gila" dan menyesalkan keadaan dollar AS dan menghubungkan kekuatannya dengan kebijakan Federal Reserve.

Sementara, data ekonomi zona euro yang buruk pada Kamis (29/8) memperkuat pandangan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan memangkas suku bunga acuan dan mengumumkan putaran baru pelonggaran kuantitatif pada pertemuan September. Apalagi Presiden ECB berikutnya Christine Lagarde, mengatakan bank sentral masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga.