Hadapi Iran, Putra Mahkota Arab Saudi pilih solusi damai

Menurut Pangeran Mohammed bin Salman, perang Arab Saudi-Iran akan menghancurkan ekonomi global.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo bertemu dengan Putera Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (18/9). ANTARA FOTO/Mandel Ngan/Pool via REUTERS

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Minggu (29/9) memperingatkan bahwa harga minyak dapat melonjak ke angka yang tidak terbayangkan jika dunia tidak bersama-sama menghalangi Iran. Namun, MBS mengatakan dia lebih memilih solusi politik dibanding militer.

"Jika dunia tidak mengambil tindakan yang kuat dan tegas untuk menghalangi Iran, kita akan melihat eskalasi lebih lanjut yang akan mengancam kepentingan dunia," kata dia. "Pasokan minyak akan terganggu dan harga minyak akan melonjak ke angka yang tidak terbayangkan tingginya yang belum pernah kita saksikan semasa hidup kita."

Kebuntuan pemerintahan Donald Trump dengan Iran, musuh bebuyutan Arab Saudi, belakangan mendominasi kebijakan AS terhadap Riyadh, terutama setelah serangan terhadap fasilitas Saudi Aramco pada 14 September.

Berbicara kepada program CBS, 60 Minutes, MBS menyatakan setuju dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bahwa serangan ke Aramco, yang merusak fasilitas pemrosesan minyak terbesar di dunia dan memangkas lebih dari 5% pasokan minyak dunia, merupakan tindakan perang oleh Iran. Meski demikian, MBS menekankan dia lebih suka resolusi damai karena perang antara pihaknya dengan Iran akan menghancurkan ekonomi global.

Selain AS dan Arab Saudi, sejumlah kekuatan besar Eropa juga menyalahkan Iran atas serangan 14 September. Teheran sendiri membantah terlibat. Di Yaman, kelompok pemberontak Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.