Hakim ICC keluarkan surat perintah penangkapan untuk Vladimir Putin atas dugaan kejahatan perang

Tidak jelas berapa banyak anak yang diambil dari Ukraina oleh pasukan Rusia.

Vladimir Putin. Foto: Pixabay

Pengadilan pidana internasional (ICC) di Den Haag telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Vladimir Putin karena urusan penculikan anak-anak Ukraina. Surat perintah ini mengirim langkah signifikan lainnya untuk menjadikan Rusia negara paria.

Dalam mengabulkan permintaan surat perintah oleh jaksa ICC, panel hakim setuju bahwa ada "alasan yang masuk akal" untuk mempercayai bahwa Putin dan komisaris hak anak-anaknya, Maria Alekseyevna Lvova-Belova, memikul tanggung jawab atas "deportasi tidak sah" anak-anak Ukraina.

Surat perintah tersebut yang pertama dikeluarkan oleh ICC untuk kejahatan yang dilakukan dalam perang Ukraina. Ini salah satu kesempatan langka ketika pengadilan mengeluarkan surat perintah untuk kepala negara yang sedang berkuasa, menempatkan Putin sejajar pemimpin Libya Muammar Gaddafi dan Presiden Sudan Omar al-Bashir.

Gaddafi digulingkan dan dibunuh beberapa bulan setelah surat perintahnya diumumkan. Bashir juga dijatuhkan dan saat ini berada di penjara di Sudan, meski dia belum dipindahkan ke Den Haag. Putin kemungkinan menghindari keadilan dalam waktu dekat: Rusia tidak mengakui yurisdiksi pengadilan, dan bersikeras pada hari Jumat (17/3) bahwa negara itu tidak terpengaruh oleh surat perintah tersebut. Tetapi pemimpin Rusia itu akan menghadapi batasan kebebasan bepergian ke 123 negara anggota ICC, yang semakin memperdalam keterasingannya.

Dalam memutuskan untuk mengeluarkan surat perintah tersebut, majelis hakim pra-sidang ICC mempertimbangkan buat merahasiakan surat perintah tersebut tetapi memutuskan bahwa mengumumkannya dapat "berkontribusi pada pencegahan tindakan kejahatan lebih lanjut".