Hampir 1.000 migran Amerika Tengah memasuki Meksiko

Karavan migran dari Amerika Tengah telah menyulut perdebatan mengenai kebijakan imigrasi Amerika Serikat.

Rombongan dengan hampir tujuh ribu migran dari Amerika Tengah berjalan ke Tapachula dari Ciudad Hidalgo saat menuju Amerika Serikat, di Frontera Hidalgo, Meksiko, 21 Oktober 2018. ANTARA FOTO/REUTERS/Adrees Latif

Nyaris 1.000 migran Amerika Tengah memasuki Meksiko selatan pada Kamis (17/1). Peristiwa itu merupakan ujian bagi pemerintah baru yang dipimpin oleh Andrés Manuel López Obrador untuk mengelola eksodus berkelanjutan yang dipicu oleh kekerasan dan kemiskinan.

Instituto Nacional de Migración atau National Institute of Migration Meksiko mengatakan 969 migran asal Honduras, El Salvador, Guatemala dan Nikaragua menyeberang ke Ciudad Hidalgo hanya beberapa hari setelah karavan baru berangkat dari Amerika Tengah.

Karavan migran dari Amerika Tengah tersebut menyulut perdebatan mengenai kebijakan imigrasi AS, di mana Donald Trump menggunakan isu ini untuk mengamankan dukungan atas rencananya membangun dinding perbatasan dengan Meksiko.

Presiden Obrador mengupayakan pendekatan kemanusiaan untuk isu tersebut, bersumpah untuk membendung arus migran dengan memberi pekerjaan bagi mereka. Sebagai gantinya, dia ingin Trump membantu memacu pembangunan ekonomi di kawasan.

Pemerintah AS telah mengalami penutupan atau government shutdown selama lebih dari tiga pekan karena Demokrat menolak permintaan Trump untuk memberikan pendanaan sebesar US$5,7 miliar bagi pembangunan dinding perbatasan AS-Meksiko.