Parlemen Norwegia pada 2017 menerbitkan resolusi untuk mengurangi penggunaan minyak sawit dalam produk biodiesel yang beredar di negara itu.
Di tengah gempuran kampanye negatif di Norwegia, sawit ternyata berperan penting dalam pencapaian target-target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di lndonesia, di samping merupakan industri strategis bagi perekonomian. Upaya kolektif pemerintah, kalangan bisnis dan masyarakat dinilai berhasil dalam mempertahankan kelestarian lahan gambut dan sawit.
Hal tersebut mengemuka dalam seminar bertajuk "Kontribusi Gambut dan Sawit Lestari dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan" yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia Oslo pada Jumat (28/6) di gedung pertemuan Konfederasi Bisnis Norwegia di ibu kota negara itu.
Seminar dihadiri oleh sekitar 80 peserta yang terdiri dari kalangan pemerintah, akademisi, bisnis dan LSM di Norwegia.
Duta Besar RI untuk Norwegia dan Islandia Todung Mulya Lubis mengatakan, seminar bertujuan untuk memberikan pemahaman termutakhir kepada publik Norwegia mengenai kontribusi industri kelapa sawit lestari dan gambut pada upaya-upaya pencapaian target-target Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia.
"Keberhasilan Indonesia dalam melestarikan sawit dan gambut tidak lepas dari kerja kolektif pemerintah, bisnis dan masyarakat," ungkap Dubes Mulya Lubis seperti dikutip dalam keterangan tertulis KBRI Oslo, Senin (1/7).