Agenda diplomasi Indonesia semakin padat dan aktif

Pejabat dari tiga negara, yakni Papua Nugini, Brunei Darussalam, dan Malaysia akan berkunjung ke Indonesia.

Jubir Kemlu Arrmanatha Nasir dan Direktur Kerja Sama Asia Tenggara Denny Abdi saat memberikan press briefing pada Rabu (18/7) / Alinea.id / Khairisa Ferida

Dalam beberapa hari ke depan, praktik diplomasi Indonesia akan semakin padat dan aktif. Gambaran tersebut disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia Arrmanatha Nasir.

"Besok, Menteri Luar Negeri Papua Nugini (PNG) Rimbink Pato akan bertemu dengan ibu menlu. Pada hari Jumat (20/7) pagi akan ada pertemuan Joint Commision for Bilateral Cooperation yang keempat dengan Brunei Darussalam. Dan pada hari Senin (23/7) akan ada kunjungan menteri luar negeri Malaysia yang baru. Ini merupakan kunjungan pertamanya," jelas pria yang akrab disapa Tata tersebut dalam press briefing mingguan di Ruang Palapa, Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta Pusat, Rabu (18/7).

Tata menjelaskan, ada dua isu yang akan menjadi perhatian dalam pertemuan menlu RI dan PNG besok. Pertama, terkait dengan pengelolaan perbatasan. Kedua, hasil dari pertemuan Joint Border Committee yang telah dilaksanakan pada April lalu.

"Selain perbatasan, kerja sama ekonomi juga akan menjadi perhatian kedua menteri. Walaupun hubungan perdagangan antar kedua negara pada tahun 2017 mencapai US$208,89 juta, meningkat dari tahun 2016 yang nilainya US$179,2, potensinya masih sangat besar," jelas pria berkacamata itu. Interaksi antar pebisnis kedua negara juga akan dibahas lebih lanjut.

Persiapan KTT APEC yang akan berlangsung pada akhir tahun ini akan turut serta dibahas dalam pertemuan menlu RI dan PNG. "Indonesia sudah banyak mendukung PNG dalam persiapan KTT APEC, seperti dalam conference management dan protokoler," kata Tata.