Terus bertambah, jumlah korban gempa di Afghanistan menjadi 1.150 orang

Di antara yang tewas akibat gempa berkekuatan M6 pada Rabu (22/6) adalah 121 anak-anak, tetapi angka itu diperkirakan akan meningkat.

Warga Afghanistan menguburkan kerabat yang tewas dalam gempa bumi ke situs pemakaman l di desa Gayan, di provinsi Paktika, Afghanistan, Kamis (23/6/2022). AP Photo/Ebrahim Nooroozi

Tenda, makanan, dan persediaan medis digulung ke wilayah pegunungan Afghanistan Timur di mana ribuan orang kehilangan tempat tinggal atau terluka akibat gempa kuat minggu ini, yang menurut media pemerintah menewaskan 1.150 orang. Sebuah gempa susulan baru pada Jumat (24/6) waktu setempat, merenggut lima nyawa lagi dan memperdalam kesengsaraan.

Di antara yang tewas akibat gempa berkekuatan M6 pada Rabu (22/6) adalah 121 anak-anak, tetapi angka itu diperkirakan akan meningkat, kata Mohamed Ayoya, perwakilan UNICEF di Afghanistan. Dia mengatakan hampir 70 anak terluka.

Badan-badan bantuan yang kewalahan mengatakan bencana itu menggarisbawahi perlunya masyarakat internasional untuk memikirkan kembali pemutusan keuangannya di Afghanistan, sejak gerilyawan Taliban merebut negara itu 10 bulan lalu. Kebijakan itu, menghentikan miliaran bantuan pembangunan dan membekukan cadangan vital, telah membantu mendorong ekonomi ke dalam keruntuhan dan menjerumuskan Afghanistan lebih dalam ke dalam krisis kemanusiaan dan hampir kelaparan.

Gempa itu melanda daerah terpencil yang sangat miskin di kota-kota kecil dan desa-desa yang terletak di antara pegunungan di dekat perbatasan Pakistan, meruntuhkan rumah-rumah batu dan bata lumpur dan dalam beberapa kasus menewaskan seluruh keluarga. Hampir 3.000 rumah hancur atau rusak parah di Provinsi Paktika dan Khost, kata laporan media pemerintah.

Upaya untuk membantu para korban telah diperlambat baik oleh geografi maupun oleh kondisi Afghanistan yang hancur.