Kemlu: Hanya 4 WNI yang ingin tinggalkan Tepi Barat

Ada 10 WNI yang tinggal dan menetap di Gaza. 39 menetap di Tepi Barat dan sekitarnya. Kemudian 94 pelajar di wilayah Sapir.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, dalam pengarahan media di Jakarta, Jumat (5/5/2023). Foto: InfoPublik/Amiryandi

Kementerian Luar Negeri mengungkapkan update perkembangan upaya perlindungan WNI yang masih tinggal dan menetap di Jalur Gaza. 

"Ada 10 warga negara kita yang tinggal dan menetap di Gaza. 39 menetap di Tepi Barat dan sekitarnya. Kemudian 94 pelajar di wilayah Sapir. Jadi total 143 WNI kita yang tinggal dan menetap. Ini adalah data tadi malam (12/10)," kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha pada Press Briefing di Kemlu RI yang dipantau online, Jumat (13/10)

Sejak awal pecah perang Kemlu langsung berkoordinasi intensif lintas perwakilan, yakni KBRI Amman. KBRI Kairo, KBRI Beirut, KBRI Damaskus, dan KBRI Jenewa. Masing-masing perwakilan juga ditugaskan untuk mengontak counterpart masing-masing untuk mengantisipasi jika evakuasi WNI dilakukan dan masuk ke negara-negara tersebut.

Terkait rencana konvergensi, dia menegaskan, pemerintah telah menyusun skenario evakuasi. Dan itu, bukan hanya satu skenario. Tetapi pelaksanaannya tergantung dari situasi dan kondisi.

"Berbagai macam rute. Baik darat menuju Yordania maupun Mesir. Kemudian melalui udara ke negara ketiga. Situasi paling parah di Gaza soalnya Israel terus melakukan bombardir. Ini paling sulit. Kedua yang tinggal di Tepi Barat dan sekitarnnya. Kami terus melakukan zoom meeting, terutama mereka yang berada di Tepi Barat, yaitu 133 orang. Walaupun hanya empat orang saja yang ingin meninggalkan Tepi Barat. Mungkin karena merasa aman. Sifatnya kami tak bisa memaksa. Dari informasi, ada juga yang mampu mendapatkan akses penerbangan komersial. Ada 3 WNI kita yang sudah berada di negara ketiga," papar dia.