Kisah keluarga kaya terduga pelaku bom di Sri Lanka

Dua dari sejumlah pelaku bom bunuh diri disebut adalah kakak beradik yang berasal dari keluarga kaya.

Pemakaman masal di Negombo yang dilaksanakan tiga hari setelah serangkaian serangan bom bunuh diri di gereja dan hotel mewah saat Minggu Paskah di Sri Lanka, Rabu (24/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Seorang ibu rumah tangga di Sri Lanka Fathima Fazla mengingat tetangganya seberang jalan, yang tinggal di pinggiran Kolombo yang sederhana, dalam rumah besar berlantai tiga, sebagai keluarga kaya. Dia tidak pernah menyangka ternyata betapa kejinya mereka.

Dua saudara laki-laki yang tinggal dalam rumah putih di Taman Mahawela itu menjadi pelaku utama serangan bunuh diri pada perayaan Paskah, Minggu (21/4), yang menewaskan kurang lebih 350 orang dan mengagetkan seluruh negeri yang relatif damai dalam satu dekade terakhir.

Kelompok militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan terkoordinasi terhadap tiga gereja, tiga hotel, dan sebuah rumah tersebut.

Sumber terdekat keluarga mengatakan, Inshaf Ibrahim, seorang pemilik pabrik tembaga berusia 33 tahun, meledakkan diri ketika orang ramai sarapan pagi di Hotel Shangri-La.

Sumber yang meminta tidak disebutkan nama mengatakan kepada Reuters, ketika aparat kepolisian merazia rumah keluarga itu, sang adik lelaki Ilham Ibrahim (31) ikut meledakkan diri yang menewaskan dia, istri dan ketiga anaknya.