Kosovo terbuka untuk pemilu ulang di kota-kota yang dilanda kerusuhan

Bala bantuan untuk pasukan penjaga perdamaian NATO mulai tiba di Kosovo pekan ini setelah kerusuhan.

Seorang anggota Pasukan Kosovo (KFOR) yang dipimpin NATO berjaga di luar kantor balai kota di Leposavic, Kosovo. Foto REUTERS-Ognen Teofilovski

Kosovo terbuka untuk kemungkinan pemilu baru di empat kota mayoritas Serbia utara setelah kerusuhan, tetapi langkah-langkah lain perlu diambil sebelum itu. Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Kosovo Donika Gervalla-Schwarz pada Selasa (6/6).

Kekerasan berkobar sejak pihak berwenang Kosovo mendaulat para walikota etnis Albania setelah terpilih dengan jumlah pemilih hanya 3,5%. Tindakan itu membuat marah warga etnis Serbia yang merupakan mayoritas di wilayah tersebut dan yang telah memboikot pemilu lokal.

Gervalla-Schwarz, berbicara setelah bertemu dengan Menlu Ceko di Praha. Seraya mengatakan diakhirinya kekerasan adalah syarat utama untuk mempertimbangkan pemilu baru.

"Ya, kami terbuka untuk pemilihan di empat kota itu, tetapi untuk mengadakan pemilihan baru kami membutuhkan langkah-langkah di antaranya," katanya.

Dia menyebutkan Kosovo juga membutuhkan "komitmen dari pemerintah Serbia bahwa mereka tidak akan lagi mengancam warga etnis Serbia di Kosovo untuk tidak berpartisipasi dalam pemilu," menambahkan bahwa orang seharusnya tidak merasakan ancaman kekerasan massa.