Madu utang jadi racun mematikan rakyat miskin Kamboja

Ribuan warga Kamboja justru terjebak dalam perangkap utang. Mereka mengambil pinjaman yang semakin memberatkan.

Biksu berjalan di depan kantor cabang Amret di Phnom Penh. Foto Sun Narin-VOA Khmer

Lembaga Keuangan Mikro (Microfinance Institutions/MFI) pernah dipuji sebagai alat utama untuk mengangkat masyarakat Kamboja keluar dari kemiskinan. Menyuntikkan modal ke usaha kecil atau pertanian yang tidak sama dengan pinjaman tradisional.

Sebaliknya, ribuan warga Kamboja justru terjebak dalam perangkap utang. Mereka mengambil pinjaman yang semakin memberatkan untuk membayar kembali pinjaman lainnya, dan bertindak semakin ekstrem buat keluar dari siklus utang.

Penelitian substansial yang dilakukan di Kamboja dan negara-negara berkembang lainnya menemukan bahwa meskipun pinjaman mikro telah membantu banyak orang, terutama perempuan, pinjaman kecil ini juga telah memperburuk kehidupan, seperti yang dialami Lun Sam Ath.

Lima tahun yang lalu, Lun meminjam sebesar US$12ribu (Rp190 juta) untuk membangun rumah kayu baru sambil membayar kembali pinjaman sebelumnya yang dia gunakan untuk membeli sepeda motor. Ibu lima anak berusia 45 tahun ini berhutang US$200 (Rp3 juta) sebulan kepada Amret, salah satu lembaga keuangan mikro (MFI) terbesar di negara tersebut.

Lun Sam Ath, yang berpenghasilan sekitar $180 (Rp2,8 juta) sebulan di pabrik garmen, tidak bisa membayar. Petugas kredit MFI yang meminta pembayaran kembali mulai menekan Lun Sam Ath.