Pelantikan Presiden Guatemala diwarnai keterlambatan dan demo

Pelantikan Alejandro Giammattei (63) sebagai Presiden Guatemala molor lima jam dari yang dijadwalkan.

Alejandro Giammattei didampingi putrinya Ana Marcela Giammattei setelah disumpah sebagai Presiden Guatemala untuk empat tahun ke depan, Selasa (14/1). REUTERS/Luis Echeverria

Pada Selasa (14/1), Alejandro Giammattei (63) dari partai sayap kanan Vamos, resmi menjabat sebagai Presiden Guatemala untuk masa empat tahun. Pelantikannya diwarnai kehebohan menyusul penundaan dan protes.

Lewat Twitter, Giammattei meminta maaf kepada para tamu dan rakyat Guatemala karena harus menunggu lima jam di luar waktu yang dijadwalkan. Penundaan terjadi karena sejumlah alasan termasuk terlambatnya transisi kongres pada hari yang sama.

Keterlambatan pelantikan Giammattei membuat Menteri Perdagangan Amerika Serikat Wilbur Ross dan Plt Menteri Dalam Negeri AS Chad Wolf pulang sebelum upacara dimulai. Sebelumnya, keduanya telah bertatap muka dengan Giammattei untuk membahas isu imigrasi.

Giammattei, yang terpaksa menggunakan kruk karena sklerosis ganda yang dideritanya, memenangi pemilu setelah empat kali mencalonkan diri. Dia mengatakan bahwa perubahan di Guatemala, negara berpenduduk terpadat di Amerika Tengah, telah dimulai. 

Dalam pidato pelantikannya, Giammattei menyuarakan retorika perlawanan atas kejahatan dan korupsi yang disebutnya menjadi penyebab Guatemala tetap miskin.