Pemerintah Ethiopia dan kelompok Tigray sepakat untuk berdamai

Sementara itu, dari negosiator utama Tigray Getachew Rea mengatakan bahwa perjanjian perdamaian ini merupakan “konsesi yang menyakitkan”

Foto CBSNews

Setelah menjalani dua perang sipil, pemerintah Ethiopia dan Kelompok Tigray sepakat untuk berdamai dan mengakhir perang yang sudah terjadi selama 2 tahun. Perang sipil ini sendiri sudah terhitung memakan korban sebanyak ratusan ribu jiwa.

Uni Afrika mengirim Olesegun Obasanjo yang menjadi utusan organisasi tersebut untuk mewujudkan damainya konflik ini. "Pelucutan senjata yang tertib, lancar dan terkoordinasi. Poin-poin penting lainnya yang termasuk dalam perjanjian itu adalah pemulihan hukum dan ketertiban, serta pemulihan layanan dan akses tanpa hambatan ke pasokan kemanusiaan," menurut Obasanjo.

Perjanjian damai ini terjadi antara pemerintah dan pihak berwenang di wilayah Tigray utara secara sah dan menyetujui hal tersebut. Oleh karena itu ini merupakan sebuah titik terang bagi negara ini yang sudah tenggelam dalam konflik yang sangat parah.

"Sekarang bagi kita semua untuk menghormati perjanjian ini," kata pemimpin negosiator untuk pemerintah Ethiopia, Redwan Hussein.

Sementara itu, dari negosiator utama Tigray Getachew Rea mengatakan bahwa perjanjian perdamaian ini merupakan “konsesi yang menyakitkan”. Walaupun masih adanya pihak yang belum terima atas perdamaian ini, tapi setidaknya ada harapan bagi para warga sipil di sana untuk bebas dari konflik dan bisa hidup secara damai meskipun masih ada permasalahan krisis kelaparan.