Persaingan negara besar berpotensi hambat perkembangan ASEAN

Menanggapi persaingan negara besar di kawasan, ASEAN perlu menekankan narasi kerja sama dan menghindari peningkatan ketegangan.

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI dalam "ASEAN Diplomatic Gathering: Update from the Region" di Kemlu RI, Jakarta, pada Kamis (14/11). / Kemlu RI

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Jose Tavares mengatakan persaingan kekuatan negara besar di kawasan dapat menghambat perkembangan ASEAN.

"Kami melihat adanya persaingan kekuatan di Asia Tenggara, itu berpotensi menghambat perkembangan ASEAN," jelas Jose dalam 'ASEAN Diplomatic Gathering: Update from the Region' di Kemlu RI, Jakarta, pada Kamis (14/11).

Menurut dia, dalam menanggapi persaingan negara besar di kawasan, ASEAN perlu menekankan narasi kerja sama dan menghindari peningkatan ketegangan.

Persaingan negara besar tersebut, jelas dia, melahirkan persoalan lain dalam aspek ekonomi yakni perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Jose menuturkan, hal itu dapat menahan perluasan kegiatan ekonomi ASEAN.

"Untuk mengatasi masalah itu, ASEAN dan enam negara lainnya berunding untuk menyepakati Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)," ujar dia. "Meskipun kita melihat ada kecenderungan proteksionisme dari perang dagang, ASEAN berupaya menciptakan pasar yang dinamis dan inklusif."