Pertama kali, warga Kazakhstan di pedesaan nyoblos pemilu

Pemilu dipandang sebagai langkah kunci dalam upaya untuk secara bertahap meliberalisasi sistem politik Kazakhstan.

Warga pedesaan pertama kali masuk ke bilik suara. foto Eureporter

Untuk pertama kalinya, orang-orang di desa, pemukiman, dan kota kecil di Kazakhstan mendapat kesempatan untuk memilih pemimpin lokal, atau akim (walikota).

Sebanyak 2.297 kandidat memperebutkan 730 kursi walikota. Daftar final dikurangi dari 2.582 kandidat awal. Hasil resmi diharapkan akan diumumkan akhir pekan ini.

Di bawah sistem baru yang diperkenalkan oleh Presiden Kassym-Jomart Tokayev, setiap warga negara berusia 25 tahun ke atas dapat mencalonkan diri sebagai walikota setempat. 

Hasilnya, sebanyak 878 kandidat, atau 38,2 persen, maju mewakili partai politik arus utama negara itu, tetapi, yang terpenting, lebih dari 60% kandidat, total 1.419, mencalonkan diri secara independen.

Menurut para ahli, penduduk paling aktif berasal dari wilayah Kazakhstan Timur dan Zhambyl, di mana jumlah pemilih melebihi 90 persen. Sedangkan pemilih terendah berada di wilayah Almaty. Pemungutan suara dipantau oleh lebih dari 2.000 pengamat. Namun, mereka tidak melaporkan pelanggaran serius.