Presiden Amerika Serikat siap bertemu dengan pemimpin China

Apabila pertemuan itu tidak terselenggarakan. Maka, akan timbul konsekuensi tertentu. Dan hal itu akan terjadi selama berbulan-bulan.

Presiden Biden berbicara online dengan Presiden Xi Jinping dari Republik Rakyat China tentang invasi Rusia ke Ukraina tanpa alasan. Foto: twitter.com/WhiteHouse

Pertemuan Presiden Joe Biden dengan rivalnya dari China Xi Jinping berlangsung pada har ini. Pertemuan tersebut direncanakan hanya berlangsung beberapa jam. Apabila pertemuan itu tidak terselenggarakan. Maka, akan timbul konsekuensi tertentu. Dan hal itu akan terjadi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian. 

Pertemuan yang diselenggarakan di sela-sela KTT Kelompok 20 di Bali ini, hanya akan menjadi sebagian kecil dari waktu kedua pria itu sejak 2011. Biden mengklaim pada saat menjabat sebagai wakil presiden, dia menghabiskan lebih dari 70 jam dengan Xi dan melakukan perjalanan 17.000 mil bersamanya untuk melintasi China dan Amerika Serikat.

Biden mengharapkan dapat bertatap muka lagi. Setelah hampir dua tahun berkomunikasi hanya melalui telepon dan konferensi video dalam menghasilkan hasil yang lebih berharga secara strategis, dengan harapan dapat menghasilkan sesuatu yang konkret.

Hubungan yang memburuk di tengah perselisihan ekonomi dan kebuntuan yang semakin termiliterisasi atas Taiwan menjadi bayang-bayang dalam pertemuan keduanya. Ketegangan telah menyebabkan penurunan kerja sama di berbagai bidang. Padahal kedua negara pernah memiliki kepentingan yang sama, seperti memerangi perubahan iklim dan membendung program nuklir Korea Utara.

Dalam dokumen strategi keamanan nasional yang dirilis bulan lalu. Biden untuk pertama kalinya mengidentifikasi China sebagai tantangan geopolitik Amerika yang paling penting, dan menulis bahwa negara itu adalah satu-satunya pesaing dengan niat untuk membentuk kembali tatanan internasional melalui kekuatan ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologi.