Protes dugaan kecurangan Pilpres Bolivia berlanjut

Bolivia diguncang protes sejak pilpres yang berlangsung pada Minggu (20/10), tepatnya ketika terjadi jeda panjang dalam penghitungan suara.

Aksi protes di La Paz, Bolivia, Kamis (24/10). ANTARA FOTO/REUTERS/David Mercado

Pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan yang mengakibatkan sejumlah sekolah dan toko di La Paz, Bolivia, ditutup pada Senin (28/10). Mereka turun ke jalan untuk menentang apa yang mereka sebut sebagai penipuan dalam pilpres oleh Presiden Evo Morales.

Bolivia telah diguncang protes sejak pilpres pada Minggu (20/10), ketika Mahkamah Pemilu (TSE) tiba-tiba menangguhkan publikasi hasil penghitungan suara yang mengarah ke tuduhan kecurangan pihak Morales.

Dari 84% suara yang telah dihitung menunjukkan Morales kemungkinan menuju pemungutan suara putaran kedua dengan rival utamanya, Carlos Mesa. Namun, ketika penghitungan suara dilanjutkan setelah jeda hampir 24 jam, hasil menyatakan Morales berhasil meraih kemenangan tipis.

Hasil penghitungan suara terakhir, yang mengikat secara hukum, menyatakan bahwa Morales meraih 47,08% suara sedangkan Mesa hanya meraih 36,51%. Pengumuman itu membuat Morales dapat mengamankan masa jabatan keempatnya.

Dalam demonstrasi pada Senin, para pendukung Morales sempat bentrok dengan pengunjuk rasa antipemerintah. Pendukung Morales di Santa Cruz menggunakan batu dan tongkat kayu untuk melawan polisi dan demonstran antipemerintah di tengah bentrok yang diselimuti gas air mata.