Puma dan Zara tambah daftar brand yang 'cabut' dari Rusia

Perusahaan yang memiliki Zara, mengumumkanmereka akan menutup lebih dari 500 toko dan menghentikan penjualan online di Rusia.

Ilustrasi toko Puma. Foto Istimewa

Berbagai perusahaan menghadapi seruan untuk mengakhiri operasi di Rusia. Terbaru, Zara dan Puma bergabung dengan daftar perusahaan yang telah menutup bisnis mereka di negara itu karena invasi ke Ukraina.

Sejak invasi dimulai pada akhir Februari, beberapa perusahaan mengumumkan rencana untuk mengakhiri bisnis di negara itu untuk berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Ukraina sementara banyak di Amerika Serikat terus memboikot produk yang diproduksi di Rusia.

Inditex, perusahaan yang memiliki Zara, mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka akan menutup lebih dari 500 toko dan menghentikan penjualan online di Rusia. Rusia menyumbang sekitar 8,5 persen dari pendapatan global Inditex sebelum bunga dan pajak.

"Dalam keadaan saat ini Inditex tidak dapat menjamin kelangsungan operasi dan kondisi komersial di Federasi Rusia dan untuk sementara menangguhkan aktivitasnya," tulis perusahaan itu dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

Puma juga bergabung untuk mengakhiri bisnis dengan menangguhkan operasi di 100 tokonya di negara itu, menurut Reuters. Perusahaan juga sebelumnya mengakhiri pengiriman.