Rusia tampik tudingan serangan gas atas warga Inggris

Pemerintah Inggris telah menyimpulkan bahwa warganya diracuni dengan gas syaraf Novichok, pada 4 Maret lalu.

Ilustrasi serangan gas/ Shutterstock

Rusia menolak bertanggung jawab atas serangan gas syaraf di Inggris pada awal Maret ini terhadap warganya. Moskow bahkan menyebut tuduhan Inggris tersebut tidak bisa diterima secara akal sehat karena tanpa bukti mendasar. Meski begitu, sejumlah perwakilan negara di PBB meminta agar Moskow bertanggung jawab atas serangan tersebut. 

Setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membantah keterlibatan negaranya dalam peristiwa pemberian racun tersebut. Giliran Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya ikut menampik tuduhan Inggris bahwa negaranya yang bertanggung-jawab atas serangan gas syaraf. 

"Federasi Rusia berpendapat tidak bisa menerima tuduhan yang tidak dapat dibenarkan. Seperti yang termaktub di dalam surat dari Theresa May yang bertanggal 13 Maret kepada Sekretaris Jenderal PBB," kata Nebenzya dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas tuduhan mengenai penggunaan gas syaraf di Inggris yang terjadi pada 4 Maret lalu.

Nebenzya bahkan menuntut bukti material, apabila ditemukan dugaan atas jejak Rusia dalam peristiwa tersebut. Ia menegaskan negaranya tidak bisa kami menerima tudingan tersebut. 

Sementara itu, Wakil Duta Besar Inggris di PBB Jonathan Allen menyebut bahwa ratusan warganya bisa saja menghadapi kemungkinan terpaan zat kimia tersebut. Hal ini diketahui setelah pengakuan mantan mata-mata Rusia yang juga adalah mata-mata Inggris Sergei Skripal.