sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rusia tampik tudingan serangan gas atas warga Inggris

Pemerintah Inggris telah menyimpulkan bahwa warganya diracuni dengan gas syaraf Novichok, pada 4 Maret lalu.

Mona Tobing
Mona Tobing Kamis, 15 Mar 2018 11:55 WIB
Rusia tampik tudingan serangan gas atas warga Inggris

Rusia menolak bertanggung jawab atas serangan gas syaraf di Inggris pada awal Maret ini terhadap warganya. Moskow bahkan menyebut tuduhan Inggris tersebut tidak bisa diterima secara akal sehat karena tanpa bukti mendasar. Meski begitu, sejumlah perwakilan negara di PBB meminta agar Moskow bertanggung jawab atas serangan tersebut. 

Setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membantah keterlibatan negaranya dalam peristiwa pemberian racun tersebut. Giliran Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya ikut menampik tuduhan Inggris bahwa negaranya yang bertanggung-jawab atas serangan gas syaraf. 

"Federasi Rusia berpendapat tidak bisa menerima tuduhan yang tidak dapat dibenarkan. Seperti yang termaktub di dalam surat dari Theresa May yang bertanggal 13 Maret kepada Sekretaris Jenderal PBB," kata Nebenzya dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas tuduhan mengenai penggunaan gas syaraf di Inggris yang terjadi pada 4 Maret lalu.

Nebenzya bahkan menuntut bukti material, apabila ditemukan dugaan atas jejak Rusia dalam peristiwa tersebut. Ia menegaskan negaranya tidak bisa kami menerima tudingan tersebut. 

Sementara itu, Wakil Duta Besar Inggris di PBB Jonathan Allen menyebut bahwa ratusan warganya bisa saja menghadapi kemungkinan terpaan zat kimia tersebut. Hal ini diketahui setelah pengakuan mantan mata-mata Rusia yang juga adalah mata-mata Inggris Sergei Skripal. 

Skripal yang berusia 66 tahun tersebut telah diracuni dengan Novichok yang disebut sebagai senjata pemusnah massal. Ia sempat menyebut senjata pemusnah massal tersebut dibuat dari penggunaan laboratoriun negara maju.

Sergei Skripal dan putrinya ditemukan dalam keadaan terkulai dan tidak sadar di kursi di luar pusat perbelanjaan di Kota Salisbury di Inggris Selatan pada 4 Maret. Mereka masih berada dalam kondisi kritis.

Menanggapi hal tersebut, Amerika Serikat (AS) pun angkat bicara. Bahkan Duta Besar AS di PBB Nikki Haley menyebut bahwa hal tersebut bukan kejahatan biasa. "Ini adalah penggunaan senjata secara tidak sah," tukas Duta Besar AS di PBB Nikki Haley. 

Sponsored

Haley menyebut bahwa Pemerintah Presiden Donald Trump solid mendukung Inggris. AS percaya bahwa Rusia bertanggung-jawab atas serangan tersebut. Bahkan diyakini kalau zat syaraf yang disebarkan setingkat militer. 

Ma Zhaoxu Duta Besar China untuk PBB meminta agar tuduhan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Sehingga perlu diadakan penyelidikan yang tak memihak berdasarkan fakta yang sejalan dengan peraturan internasional.

Pemerintah Inggris telah menyimpulkan bahwa warganya diracuni dengan gas syaraf Novichok. London telah menuntut Moskow menjelaskan mengapa gas syaraf yang terlacak sampai ke Rusia bisa ada di Inggris.

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengumumkan pada Rabu bahwa pemerintahnya akan mengusir 23 diplomat Rusia dari Inggris. Inggris juga akan membekukan aset negara Rusia yang dikhawatirkan bisa mengancam nyawa atau harta warga atau warga negara Inggris.
 

Berita Lainnya
×
tekid