Sadar kesalahan masa lalu, Taliban tidak mau monopoli kekuasaan lagi

Taliban mengaku tidak akan menggunakan formula yang sama untuk memerintah seperti ketika mereka berkuasa 20 tahun lalu.

Pejuang Taliban. foto wikipedia commons

Dengan AS dan NATO menarik pasukannya, Taliban disebut semakin mengokohkan cengkramannya dan memperluas kekuasaannya. Musuhnya dan Barat melihat Taliban ingin berkuasa di Afghanistan. Taliban sendiri membantah klaim itu. 

Taliban mengaku tidak ingin memonopoli kekuasaan, tetapi bersikeras tidak akan ada perdamaian di Afghanistan sampai ada pemerintahan baru yang dirundingkan di Kabul dan presiden Ashraf Ghani digulingkan.

Juru bicara Taliban Suhail Shaheen, yang juga anggota tim perunding kelompok itu, menjelaskan sikap pemberontak tentang apa yang harus terjadi selanjutnya di negara yang sekarang berada di jurang konflik yang lebih ganas.

Minggu ini, perwira tinggi militer AS Jenderal Mark Milley mengatakan pada konferensi pers Pentagon bahwa Taliban memiliki “momentum strategis”, dan dia tidak mengesampingkan pengambilalihan sepenuhnya oleh Taliban. Namun, kata dia, hal itu tidak bisa dihindari.

"Saya tidak berpikir permainan akhir belum ditulis," katanya.