Sambangi Pentagon, pengamat: Upaya Menhan jaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik

Menhan Prabowo menemui Menhan Austin di Pentagon, Amerika Serikat, pada Kamis (20/10) waktu setempat.

Menhan RI, Prabowo Subianto (kiri), berbincang dengan Menhan AS, Lloyd Austin III (kanan), di Gedung Pentagon, Washington DC, AS, pada Kamis (20/8/2022) waktu setempat. Dokumentasi Departemen Pertahanan AS via Kemhan RI

Lawatan Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto, ke Gedung Pentagon dan bertemu Menhan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin III, pada Kamis (20/8) waktu setempat, dinilai tak sebatas menindaklanjuti rencana pembelian jet tempur F-15. Namun, sebagai upaya Indonesia menjadi pemain kunci dalam menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik.

"Pertemuan Menhan Prabowo dengan Menhan Austin dapat dilihat dalam kerangka ini," ucap Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, kepada Alinea.id, Jumat (28/10).

Dirinya menyampaikan demikian lantaran Indonesia harus meningkatkan posisi tawarnya (bargaining) serta memperkuat diplomasi ekonomi dan pertahanannya, terutama dengan China dan AS sebagai dua kekuatan utama di Indo-Pasifik. Oleh sebab itu, perlu meningkatkan kepercayaan serta mengurangi rasa takut dan kesalahpahaman dengan kedua pihak yang berseteru tersebut.

Fahmi mengungkapkan, terjadi tren peningkatan belanja pertahanan yang mengarah perlombaan persenjataan dalam setahun terakhir. Ini dilakukan dalam merespons agresivitias China, terutama di perairan Natuna Utara, dan terbentuknya pakta pertahanan trilateral AUKUS, yang beranggotakan Australia, Inggris, dan AS, disertai rencana pembangunan beberapa kapal selam bertenaga nuklir.

"Meskipun [peningkatan belanja pertahanan] diklaim sebagai bentuk perimbangan kekuatan demi stabilitas kawasan, keberadaan AUKUS dan agresivitas Tiongkok, itu sulit dipungkiri justru berpotensi memicu ketegangan dan eskalasi konflik sewaktu-waktu," ungkapnya.