Sedikitnya 5 demonstran anti-kudeta Sudan terbunuh oleh tentara

Kudeta itu telah menarik protes besar-besaran di seluruh negeri, terutama di jalan-jalan ibu kota Sudan, Khartoum.

Rakyat Sudan menggelar demonstrasi menuntut diakhirinya intervensi militer dan penyerahan pemerintahan kepada warga sipil di Khartoum, Sudan pada 13 November 2021. (foto oleh Mahmoud Hjaj/Anadolu Agency via Getty Images)

Pasukan keamanan Sudan menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai beberapa lagi setelah menembakkan peluru tajam dan gas air mata ketika membubarkan pengunjuk rasa anti-kudeta di Khartoum, Sabtu. Kekerasan itu terjadi ketika ribuan pengunjuk rasa pro-demokrasi turun ke jalan-jalan di seluruh Sudan untuk berunjuk rasa menentang pengambilalihan militer bulan lalu.

Kudeta itu telah menarik protes besar-besaran di seluruh negeri, terutama di jalan-jalan ibu kota Sudan, Khartoum.

Korban tewas termasuk empat orang yang tewas akibat tembakan dan satu orang meninggal karena tabung gas air mata, kata Komite Dokter Sudan. Beberapa pengunjuk rasa lainnya juga terluka oleh tembakan, katanya.

Unjuk rasa yang diadakan oleh gerakan pro-demokrasi itu terjadi dua hari setelah pemimpin kudeta Jenderal Abdel-Fattah Burhan mengangkat kembali dirinya sendiri sebagai kepala Dewan Berdaulat, badan pemerintahan sementara Sudan. Langkah ini membuat marah aliansi pro-demokrasi dan membuat frustrasi Amerika Serikat dan negara-negara lain yang telah mendesak para jenderal untuk membalikkan kudeta mereka.

“Bagi saya, ini adalah dewan yang tidak sah dan ini adalah keputusan sepihak yang diambil oleh Burhan sendiri,” kata pengunjuk rasa Wigdan Abbas, seorang pekerja kesehatan berusia 45 tahun. “Itu adalah keputusan oleh satu orang … tanpa berkonsultasi dengan koalisi untuk kebebasan dan perubahan.”