Tak ada stok etanol, Swiss kekurangan bahan baku disinfektan

Swiss menghentikan penyediaan stok etanol sebagai upaya privatisasi pasar alkohol sejak 2018.

Petugas medis dengan alat pelindung diri beristirahat selama pemindahan pasien yang terinfeksi Covid-19 dari Strasbourg menuju Jerman dan Swiss, Prancis, Senin (30/3). ANTARA FOTO/REUTERS/Christian Hartmann

Swiss menghadapi kekurangan bahan baku cairan pembunuh kuman yang esensial di tengah pandemik Covid-19, setelah tidak lagi menimbun pasokan darurat 10.000 ton etanol sejak dua tahun lalu. Demikian laporan surat kabar Tages-Anzeiger pada Senin (6/4).

Hingga berita ini diturunkan, Swiss mencatat 21.657 kasus positif coronavirus jenis baru. Dari jumlah tersebut, 765 meninggal dan 8.056 sembuh.

Swiss biasa menyiapkan cadangan pasokan darurat bahan-bahan seperti kopi, gandum, beras, minyak sayur, termasuk juga etanol. Namun pada 2018, negara itu menghentikan penyediaan stok etanol sebagai upaya privatisasi pasar alkohol.

Keputusan itu dianggap turut berpengaruh terhadap kekurangan disinfektan, yang produknya mulai langka di pasaran sejak beberapa pekan lalu karena masyarakat menimbun, sehingga mendorong pelaku usaha penyulingan, pembuat anggur, dan pembuat bir membuat produk cairan pembunuh kuman itu.

Dalam laporan yang sama disertakan komentar dari sejumlah politikus, di antaranya anggota parlemen Alois Gmuer.