Teroris serang kantor radio di Afganistan, 40 orang tewas

Serangan itu menambah daftar hitam kebebasan pers di Afganistan. Sebelumnya dua wartawan dan lima pekerja media terwas selama 2017.

Ilustrasi stop terorisme. (foto: Pixabay)

Serangan bom bunuh diri menyasar kantor kantor radio Afghan Voice di Kota Kabul, Afganistan. Sedikitnya 40 orang tewas dan 30 lainnya luka-luka dalam ledakan tersebut. Serangan itu terjadi saat diskusi panel pagi tadi yang dihadiri oleh banyak siswa.

Sayed Abbas Hussaini, seorang wartawan di media itu mengatakan bahwa ada lebih dari satu ledakan, setelah ledakan awal di pintu masuk kompleks tersebut. Dilansir dari The Guardian, Kamis (28/12), di wilayah yang berada di sisi barat Kabul itu merupakan kawasan Muslim Syiah. Bahkan, media Afghan Voice juga memilki hubungan dengan Syiah.

Belum ada klaim pertanggungjawaban atas serangan itu. Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dalam kicauan menolak keterlibatan kelompoknya dalam ledakan di Afghan Voice.

Insiden tersebut menyusul sebuah serangan terhadap sebuah stasiun televisi swasta di Kabul pada bulan lalu. Ledakan di kantor media menambah daftar hitam kebebasan pers di negara tersebut. Berdasarkan laporan Reporters Without Borders yang dirilis bulan ini, Afghanistan adalah salah satu negara paling berbahaya di dunia untuk pekerja media. Organisasi yang membela kebebasan pers itu mencatat dua wartawan dan lima pekerja media tewas selama 2017.

Sebelumnya, dalam misi tempur di Afganistan, serangan udara AS telah memaksa Taliban untuk mundur dan berhasil mencegah pusat kota besar untuk dikuasai pemberontak. Meski demikian,para pemberontak terus mencari cara untuk tetap melancarkan serangan ke pusat kota.

Presiden Afganistan, Ashraf Ghani mengecam seradang teroris tersebut dan menyebutnya sebagai kejahatan kemanusiaan.