Wacana pertemuan Trump-Putin di tengah dakwaan peretasan Rusia

AS baru-baru ini mendakwa dua belas pejabat intelijen Rusia terlibat dalam peretasan data pemilu presiden 2016.

Ilustrasi pertemuan Donald Trump dan Vladimir Putin./ Antarafoto

Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Rusia Vladimir Putin tetap dilaksanakan sesuai jadwal, di tengah ketengangan kedua negara. Ketegangan ini disinyalir dari munculnya sejumlah seruan di dalam negeri di AS agar pertemuan itu dibatalkan. Khususnya, usai AS mendakwa dua belas pejabat intelijen Rusia karena terlibat dalam intervensi pemilu.

Kedua pemimpin itu dijadwalkan akan bertemu di Helsinki, ibu kota Finlandia pada Senin (16/7) mendatang.

“Semua tetap tetap berjalan,” kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders kepada reporter dilansir BBC pada Sabtu (14/7).

Di sisi lain, Rusia juga menyatakan pertemuan itu akan tetap diagendakan. “Kita tetap menganggap Trump adalah mitra negosiasi,” kata penasihat Kremlin Yuri Ushakov. Meskipun hubungan bilateral kedua negara sangat buruk, menurut Ushakov, “Kita siap menyusunnya kembali agar benar.”

Sebelumnya, dakwaan atas warga Rusia yang melakukan peretasan terhadap para pejabat Partai Demokrat selama pemilu presiden 2016, menjadi ketegangan baru antara Washington dan Moskow.