Wakil Perdana Menteri: Negara Lebanon telah bangkrut!

Sejak akhir 2019, Lebanon telah bergulat dengan krisis ekonomi yang parah, termasuk depresiasi mata uang besar-besaran.

ilustrasi. Istimewa

Krisis ekonomi yang dialami Lebanon semakin parah. Menurut Wakil Perdana Menteri Saaedh Al-Shami, Lebanon, sebagai negara telah bangkrut. Hal ini juga terjadi pada bank sentralnya.

"Negara telah bangkrut seperti halnya Banque du Liban, dan kerugian telah terjadi, dan kami akan berusaha untuk mengurangi kerugian bagi rakyat," kata Al-Shami kepada saluran lokal Al-Jadeed.

Sejak akhir 2019, Lebanon telah bergulat dengan krisis ekonomi yang parah, termasuk depresiasi mata uang besar-besaran serta kekurangan bahan bakar dan medis.

Mata uang Lebanon telah kehilangan 90% nilainya, mengikis kemampuan orang untuk mengakses kebutuhan pokok, termasuk makanan, air, perawatan kesehatan, dan pendidikan. Sementara pemadaman listrik yang meluas sering terjadi karena kekurangan bahan bakar.

Dolar di bank menjadi tidak dapat diakses dan harga meroket di negara di mana hampir semuanya diimpor. Sebanyak 82% dari populasi sekarang hidup dalam kemiskinan, menurut PBB. Pengangguran diperkirakan mencapai 40%.